Sebelumnya Fahrur Rozi mengutarakan bahwa pengusaha galian tanah inisial R & D harus betul betul menyadari bahwa kegiatan galian tanah tersebut ilegal
"Kita tidak boleh anti kemajuan, kebutuhan akan tanah timbun untuk penunjang kemajuan pembangunan diera ini sangat potensi, akan tetapi terkait izin galian tanah tidak dapat diterbitkan di Kementrian ESDM, yang ada adalah cut & fill dan itu tanah kupasan nya juga tidak boleh dikomersilkan, maka perlu disadari betul oleh Pengelola Galian Tanah bahwa kegiatan nya mutlak Ilegal, jangan sampai ada kerusakan lingkungan, hati hati ada UUPLH 32 Tahun 2009" tuturnya
Lebih lanjut Fahrur Rozi mengutarakan bahwa nilai nilai keseimbangan yang paling penting untuk dijaga, sehingga menurutnya situasional wilayah tetap kondusif dan citra Muspika dapat terjaga dengan baik serta Pemerintah Daerah juga tidak dipersalahkan
"Sudah tugas kita untuk saling mengingatkan dan memberikan nasehat, agar citra Muspika terjaga dan Pemerintah Daerah juga tidak dipersalahkan, Pelaku Usaha harus dapat menjaga ketertiban, jaga nilai nilai keseimbangan, walaupun ilegal saya tidak katakan rezeki hasil kegiatan itu haram, tujuan adanya galian tanah itu saya kira positip, saya selalu rewel mengingatkan pengelola galian agar senantiasa menjaga nilai keseimbangan, pemahaman pengelola galian terhadap komitmen yang saya anggap kurang, baik komitmen dengan masyarakat maupun dengan rekan rekan"ucap Sang Analis
Lebih lanjut Fahrur Rozi menerangkan bahwa yang dimaksud dengan nilai nilai keseimbangan tersebut adalah meminimalisir dampak negatif dan tetap terjaga nya kondusifitas wilayah
"Ada nya galian tanah tersebut banyak sekali nilai nilai positif yang tumbuh, seperti lahan tidur menjadi produktif, pemilik lahan dapat rezeki, dan berapa banyak pekerja dan supir dapat rezeki untuk menafkahi anak istri dan keluarga nya, bukan maksud saya me-legalkan yang ilegal, akan tetapi kita tidak boleh pragmatis dan anti kemajuan, jika jalanan kotor saya senantiasa ingatkan agar segera dibersihkan, senantiasa saya selalu ingat ingatkan agar dampak negatif dapat diminimalisir serta kondusifitas wilayah tetap terjaga, sampai saya dikatai R malang nengah,"
Fahrur Rozi mengibaratkan nilai nilai keseimbangan seperti menunggangi sepada atau pun kuda "ibarat naik sepeda atau menunggangi kuda, jika tidak menjaga keseimbangan bisa bisa jatuh dan tersungkur, juga saya harapkan agar R & D tetap dapat memberikan perhatian yang baik pada masyarakat sekitar, begitu juga pada rekan Pers dan LSM sebagai peran kontrol sosial Mata , Telinga, Mulut Masyarakat, tidak ada manusia yang kebal hukum, semua wajib taat azas,"tegasnya (***/red)